RSS

Selasa, 03 Mei 2011

iman

* pengertian iman

Menurut bahasa iman bererti pembenaran hati. Sedangkan menurut istilah, iman adalah:

تَصْدِيْقٌ بِاْلقَلْبِ، وَإِقْرَارٌ بِاللِّسَانِ، وَعَمَلٌ بِاْلأَرْكَانِ.

Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.”

Ini adalah pendapat jumhur. Dan Imam Syafi’i meriwayatkan ijma’ para sahabat, tabi’in dan orang-orang sesudah mereka yang sezaman dengan beliau atas pengertian tersebut.
Penjelasan Definisi Iman

“Membenarkan dengan hati” maksudnya menerima segala apa yang dibawa oleh Rasulullah saw.
“Mengikrarkan dengan lisan” maksudnya, mengucapkan dua kalimah syahadat, syahadat “Laa ilaha illallahu wa anna Muhammadan Rasulullah” (Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan bahawa Muhammad صلى الله عليه و سلم adalah utusan Allah).

“Mengamalkan dengan anggota badan” maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang anggota badan mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya.
Kaum salaf menjadikan amal termasuk dalam pengertian iman. Dengan demikian iman itu boleh bertambah dan berkurang seiring dengan bertambah dan berkurangnya amal soleh.


* Sabda Rasulullah saw. yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, ia berkata bahawasanya Rasulullah saw. bersabda:

Iman itu tujuh puluh cabang lebih atau enam puluh cabang lebih yang paling utama adalah ucapan “la ilaha illallahu” dan yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan (kotoran) dari tengah jalan, sedang rasa malu itu (juga) salah satu cabang dari iman.” (HR. Muslim, 1/63).

* Sabda Rasulullah saw. , riwayat Abu Sa’id Al-Khudry, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda:

“Siapa yang melihat kemungkaran di antara kalian, maka hen-
daklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lisannya, dan jika ia tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim, 1/69).

Ada empat Dalil yang Menunjukkan tentang Iman ini




1. Di dalamnya terdapat penetapan bertambahnya iman orang-orang mukmin, iaitu dengan persaksian mereka akan kebenaran nabinya berupa terbuktinya khabar beritanya sebagaimana yang tersebut dalam kitab-kitab samawi sebelumnya.




2. Di dalamnya terdapat penetapan bertambahnya iman dengan mendengarkan ayat-ayat Allah bagi orang-orang yang disifati oleh Allah, iaitu mereka yang jika disebut nama Allah tergeraklah rasa takut mereka sehingga mengharuskan mereka menjalankan perintah dan menjauhi larangannya. Mereka itulah orang-orang yang bertawakkal kepada Allah. Mereka tidak mengharapkan selainNya, tidak menuju kecuali kepadaNya dan tidak mengadukan hajatnya kecuali kepada-Nya. Mereka itu orang-orang yang memiliki sifat selalu melaksanakan amal ibadah yang di syariatkan seperti solat, puasa dan zakat. Mereka adalah orang-orang yang benar-benar beriman, dengan tercapainya hal-hal tersebut baik dalam i’tiqad mahupun amal perbuatan.




3. Hadits ini menjelaskan bahawa iman itu terdiri dari cabang-cabang yang bermacam-macam, dan setiap cabang adalah bahagian dari iman yang keutamaannya berbeda-beda, yang paling tinggi dan paling utama adalah ucapan "la ilaha illallah kemudian cabang-cabang sesudahnya secara berurutan dalam nilai dan fadhilah-nya sampai pada cabang yang terakhir iaitu menyingkirkan rintangan dan gangguan dari tengah jalan. Adapun cabang-cabang antara keduanya adalah :

1.solat,
2.zakat,
3.puasa, 4.
haji dan amalan-amalan hati seperti
1.malu,
2.tawakkal,
3.khasyyah (takut kepada Allah) dan sebagainya, yang kesemuanya itu dinamakan iman.

Di antara cabang-cabang ini ada yang berupaya membuat lenyapnya iman apabila ia ditinggalkan, menurut ijma’ ulama; seperti dua kalimat syahadat. Ada pula yang tidak sampai menghilangkan iman menurut ijma’ ulama apabila ia ditinggalkan; seperti menyingkirkan rintangan dan gangguan dari jalan.
Seiring dengan pengamalan cabang-cabang iman itu, baik dari segi kuantiti mahupun kualitinya, maka iman boleh bertambah dan boleh berkurang.




4. Hadith Muslim ini menuturkan tingkatan-tingkatan nahi munkar dan keberadaannya sebagai bahagian dari iman. Ia menafikan (meniadakan) iman dari seseorang yang tidak mahu melakukan tingkatan terendah dari tingkatan nahi munkar iaitu mengubah kemungkaran dengan hati. Sebagaimana disebutkan dalam sebagian riwayat Hadith:

“Dan tidak ada sesudahnya sebiji sawi pun dari iman.” (HR. Muslim, Kitab Al-Iman, Bab Bayanu Kurhin Nahyi Anil Mungkar).

Berdasarkan hal ini maka tingkatan di atasnya adalah lebih kuat keimanannya.
Wallahu a’lam!

catatan : karena banyaknya cabang-cabang ini..telaahlah sebelum memberikan pendapat...
kehati-hatian memberikan ilmu juga termasuk sebagian dari cabang iman... syukron katsir ( di ambil dari beberapa sumber ilmu islam}.

1.Yang Berhubungan denganNiat, Aqidah, dan Hati

1. Beriman kepada Allah, kepada Dzat-Nya, dan segala sifat-Nya, meyakini bahwa Allah adalah Maha Suci, Esa, dan tiada bandingan serta perumpamaannya.

2. Selain Allah semuanya adalah ciptaan-Nya. Dialah yang Esa.

3. Beriman kepada para malaikat.

4. Beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para Rasul-Nya.

5. Beriman kepada para Rasul.

6. Beriman kepada takdir yang baik maupun buruk, bahwa semua itu dating dari Allah.

7. Beriman kepada hari Kiamat, termasuk siksa dan pertanyaan di dalam kubur, kehidupan setelah mati, hisab, penimbangan amal, dan menyeberangi shirat.

8. Meyakini akan adanya Syurga dan Insya Allah semua mukmin akan memasukinya.

9. Meyakini neraka dan siksanya yang sangat pedih untukselamanya.

10. Mencintai ALLAH

11. Mencintai karena Allah dan membenci karena Allah termasuk mencintai para sahabat, khususnya Muhajirin dan Anshar, juga keluarga Nabi Muhammad saw dan keturunannya.

12. Mencintai Rasulullah saw, termasuk siapa saja yang memuliakan beliau, bershalawat atasnya, dan mengikuti sunnahnya.

13. Ikhlash, tidak riya dalam beramal dan menjauhi nifaq.

14.Bertaubat, menyesali dosa-dosanya dalam hati disertai janji tidak akan mengulanginya lagi.

15. Takut kepada Allah.

16. Selalu mengharap Rahmat Allah.

17. Tidak berputus asa dari Rahmat Allah.

18. Syukur.

19. Menunaikan amanah.

20. Sabar.

21. Tawadhu dan menghormati yang lebih tua.

22. Kasih saying, termasuk mencintai anak-anak kecil.

23. Menerima dan ridha dengan apa yang telah ditakdirkan.

24. Tawakkal.

25. Meninggalkan sifat takabburdan membanggakan diri, termasukmenundukkan hawa nafsu.

26. Tidak dengki dan iri hati.

27. Rasa malu.

28. Tidak menjadi pemarah.

29. Tidak menipu, termasuk tidak berburuk sangka dan tidak merencanakan keburukan atau maker kepada siapapun.

30. Mengeluarkan segala cinta dunia dari hati, termasuk cinta harta dan pangkat.

2. Yang Berhubungan denganLidah

31. Membaca kalimat Thayyibah.

32.Membaca Al Quran yang suci.

33. Menuntut ilmu.

34. Mengajarkan ilmu.

35. Berdoa.

36. Dzikrullah, termasuk istighfar.

37.Menghindari bicara sia-sia.

3. Yang berhubungan denganAnggota Tubuh

38.Bersuci. Termasuk kesucian badan, pakaian, dan tempat tinggal.

39. Menjaga shalat. Termasuk shalat fardhu, sunnah, dan qadha’.

40. Bersedekah. Termasuk zakat fitrah, zakat harta, member makan, memuliakan tamu,serta membebaskan hamba sahaya.

41.Berpuasa, wajib maupun sunnah.

42. Haji, fardhu maupun sunnah.

43. Beriktikaf, termasuk mencari lailatul qadar di dalamnya.

44. Menjaga agama dan meninggalkan rumah untuk berhijrah sementara waktu.

45. Menyempurnakan nazar.

46.Menyempurnakan sumpah.

47.Menyempurnakan kifarah.

48. Menutup aurat ketika shalat dan di luar shalat.

49. Berkorban hewan, termasukmemperhatikan hewan korban yang akan disembelih dan menjaganya dengan baik.

50. Mengurus jenazah.

51.Menunaikan utang.

52.Meluruskan mu’amalah dan meninggalkan riba.

53. Bersaksi benar dan jujur, tidak menutupi kebenaran.

54. Menikah untuk menghindari perbuatan keji dan haram.

55. Menunaikan hak keluarga dan sanak kerabat, serta menunaikan hak hamba sahaya.

56. Berbakti dan menunaikan hak orang tua.

57. Mendidikan anak-anak dengan tarbiyah yang baik.

58. Menjaga silaturrahmi.

59. Taat kepada orang tua atau yang dituakan dalam agama.

60. Menegakkan pemerintahan yang adil

61. Mendukung jemaah yang bergerak di dalam kebenaran.

62. Mentaati hakim (pemerintah) dengan syarat tidakmelanggar syariat.

63. Memperbaiki mu’amalah dengan sesama.

64.Membantu orang lain dalam kebaikan.

65. Amar makruh Nahi Mungkar.

66. Menegakkan hukum Islam.

67. Berjihad, termasuk menjaga perbatasan.

68. Menunaikan amanah, termasuk mengeluarkan 1/5 harta rampasan perang.

69. Memberi dan membayar utang.

70. Memberikan hak tetangga dan memuliakannya.

71. Mencari harta dengan cara yang halal.

72. Menyumbangkan harta padatempatnya, termasuk menghindarisifat boros dan kikir.

73. Memberi dan menjawab salam.

74. Mendoakan orang yang bersin.

75. Menghindari perbuatan yangmerugikan dan menyusahkan orang lain.

76. Menghindari permainan dan senda gurau.

77. Menjauhkan benda-benda yang mengganggu di jalan. Semoga bermanfaat

read more...

Entri Populer